DPRD Dukung Anggaran Lingkungan Hidup, Awasi Penanganan Banjir Semarang
Pemkot Semarang alokasikan Rp500 miliar dari APBD 2026 untuk penanganan banjir, DPRD dukung dengan pengawasan ketat.
KONTENSEMARANG.COM – Pemerintah Kota Semarang menetapkan sektor lingkungan hidup, khususnya penanganan banjir, sebagai prioritas utama dalam program kerja tahun 2026.
Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp6,2 triliun, sekitar Rp500 miliar dialokasikan untuk mendukung program tersebut.
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman atau Pilus, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan ini.
Namun ia menegaskan agar anggaran benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.
“Kami sepakat, kami dukung alokasi anggaran tersebut untuk lingkungan hidup terutama banjir. Karena kan memang selama ini banjir Semarang itu banjir seperti budaya, padahal kan itu bencana. Yang namanya bencana juga tidak bisa diprediksi, tidak ada jadwalnya, tapi ya jangan sampai dianggap jadi budaya,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Sebagai lembaga pengawasan, DPRD menegaskan tidak akan ragu memangkas anggaran bila ditemukan indikasi penyalahgunaan untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Saya sepakat dengan anggaran seperti itu memang kita dorong sepanjang untuk kepentingan masyarakat, dewan oke lah. Tapi kalau untuk kepentingan kelompok ya mohon maaf, kita akan pangkas itu,” tegasnya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menjelaskan bahwa peningkatan anggaran ini dilakukan karena kebutuhan penanganan banjir semakin mendesak. Tahun sebelumnya, anggaran lingkungan hidup hanya berkisar Rp300 miliar.
“Memang kalau dibanding tahun lalu anggaran tersebut jauh lebih besar. Banjir ini dalam kategori kami, termasuk masalah lingkungan yang harus diselesaikan. Nah, sehingga ini menjadi fokus harus banyak uang yang ada di situ,” terangnya.
Agustina menambahkan, banjir berdampak besar terhadap aktivitas warga, mulai dari ekonomi, lalu lintas, hingga pendidikan. “Banjir itu membuat kerugian ekonomi cukup parah. Kayaknya ini kalau banjir itu berarti warung-warung tutup. Orang mau belanja tidak bisa, orang mau sekolah saja macet. Maka ini prioritas utama,” katanya.
Untuk mendukung program ini, Pemkot Semarang melakukan efisiensi di sejumlah pos belanja, seperti pemotongan anggaran makan-minum, penghematan listrik dan Wi-Fi, serta pengurangan penggunaan ruang kerja.
Selain itu, pemerintah kota juga tengah melakukan simulasi aliran gorong-gorong dengan alat khusus untuk mendeteksi titik kemacetan sebelum puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari.
“Menurut BMKG, kita akan dapat curah hujan tinggi itu bulan Januari. Nah, sebelum kita mendapatkan itu lebih baik kan kita melakukan sebagaimana koreksi,” jelasnya.
Agustina menegaskan, meski banjir berpotensi terjadi setiap tahun, penanganan tetap harus dilakukan secara serius.
“Tantangannya, bagaimana supaya air yang datang baik dari Kabupaten/Kota kanan-kiri kita maupun dari atas, ketika datang itu segera hilang,” tandasnya.
kontensemarang