Layanan KB Pria Vasektomi di Semarang Kian Diminati, Peserta Dapat Insentif Rp1 Juta
Layanan KB pria vasektomi di Semarang meningkat pesat. Peserta mendapat insentif Rp1 juta dan fasilitas antar-jemput dari Pemkot.
KONTENSEMARANG.COM – Pemerintah Kota Semarang terus memperkuat program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu strategi penting dalam menekan angka stunting di wilayahnya. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB), berbagai pendekatan diperluas mulai dari layanan jemput bola hingga peningkatan partisipasi KB pria yang kini menunjukkan tren naik.
Kepala Disdalduk KB Kota Semarang, Lilik Farida, menyampaikan bahwa capaian program KB di Semarang tetap stabil dan memenuhi target tahun ini. Menurutnya, partisipasi masyarakat mencapai angka 77 persen, dengan peningkatan signifikan pada penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang.
“Fokus kami saat ini adalah memperluas layanan KB pasca salin, karena terbukti mampu menurunkan risiko stunting. Ketika ibu sudah mendapatkan KB pasca melahirkan, jarak kelahiran anak bisa lebih ideal dan itu berdampak langsung pada penurunan stunting,” ujar Lilik.
Ia juga menyoroti perubahan perilaku generasi muda yang kini lebih matang dalam merencanakan keluarga. “Tren pernikahan di bawah usia 19 tahun terus menurun. Ini menunjukkan bahwa generasi muda sudah mulai berpikir matang dalam merencanakan masa depan,” tambahnya.
Untuk memastikan akses layanan semakin mudah, Disdalduk KB rutin melakukan pelayanan langsung di 16 kecamatan. “Dalam sebulan, kami turun sekitar 20 kali ke lapangan. Ada yang dua kali sebulan, ada yang sekali, tergantung kebutuhan di wilayahnya,” jelas Lilik.
Selain memaksimalkan peran Mobil Unit Pelayanan KB (MUYAN KB), Pemkot Semarang turut bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit, terutama dalam layanan KB pria. Minat terhadap vasektomi tercatat meningkat drastis dalam dua tahun terakhir
“Pada 2024 capaian KB pria baru sekitar 46 persen. Tapi tahun 2025 ini sudah lebih dari 100 orang yang menjalani vasektomi,” ungkap Lilik.
Menurutnya, meningkatnya permintaan tersebut didorong oleh hadirnya tenaga medis spesialis dalam proses tindakan. “Banyak masyarakat yang merasa lebih aman jika tindakan KB dilakukan di rumah sakit oleh tenaga ahli. Karena itu kami menggandeng dokter spesialis untuk memberikan pelayanan terbaik,” katanya.
Selain vasektomi, metode kontrasepsi seperti IUD, implan, dan Metode Operasi Wanita (MOW) juga tetap menjadi pilihan masyarakat. Untuk memberikan kenyamanan, Disdalduk KB bahkan menyediakan fasilitas antar-jemput bagi peserta.
“Kalau ada peserta yang tidak punya kendaraan, akan kami jemput ke rumah. Setelah tindakan selesai, sore harinya bisa langsung kami antarkan pulang,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi, peserta vasektomi juga mendapatkan uang pengganti biaya sebesar Rp1 juta dari Pemerintah Kota Semarang. “Rata-rata peserta KB pria berusia sekitar 33 tahun dengan minimal sudah memiliki dua anak, dan anak terakhir berusia lima tahun. Namun, jika ada kondisi medis tertentu pada istri, vasektomi bisa dilakukan lebih awal,” jelas Lilik.
Ia berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keluarga dapat terus meningkat, tidak hanya untuk mengatur jumlah anak tetapi juga sebagai langkah menjaga kualitas generasi masa depan. “Dengan KB yang terencana, kita bisa menjaga kesehatan ibu, anak, dan tentu menekan risiko stunting di Kota Semarang,” pungkasnya.
kontensemarang