Evakuasi Longsor Situkung Banjarnegara Dikebut, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Waspadai Bencana Susulan

Evakuasi longsor Situkung Banjarnegara terus dipercepat. Gubernur Ahmad Luthfi minta warga waspada potensi longsor susulan di wilayah rawan.

Evakuasi Longsor Situkung Banjarnegara Dikebut, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Waspadai Bencana Susulan
Evakuasi longsor Situkung Banjarnegara terus dipercepat. Gubernur Ahmad Luthfi minta warga waspada potensi longsor susulan di wilayah rawan.

KONTENSEMARANG.COM – Upaya evakuasi korban longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara terus dipercepat menyusul dugaan masih adanya warga yang tertimbun material longsor. Sejak pagi, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian di titik-titik yang diperkirakan menjadi lokasi keberadaan korban.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah pada Senin (17/11) pukul 08.37 WIB mencatat sebanyak 823 jiwa telah mengungsi ke halaman Kantor Kecamatan Pandanarum. Dua warga dilaporkan meninggal dunia, satu di antaranya menghembuskan napas terakhir di RSUD Banjarnegara, sementara satu lainnya ditemukan meninggal dekat area longsor pada pukul 07.48 WIB.

Evakuasi berlangsung melibatkan BPBD Jateng dan Kabupaten Banjarnegara, relawan, TNI–Polri, serta Forkopimcam yang bergerak cepat menyediakan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, dan layanan kesehatan darurat. Sejumlah kebutuhan mendesak juga mulai disalurkan, mulai dari logistik permakanan, selimut, matras, higien kit, family kit, kids ware, air mineral, hingga perlengkapan ATK untuk menunjang operasional posko.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memastikan penanganan berlangsung secara terpadu sejak laporan bencana diterima. “Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” tegas Luthfi.

Ia mengatakan pencarian diperkuat dengan dukungan Pangdam, Basarnas, dan BNPB. “Hari ini kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.

Selain memastikan bantuan provinsi telah dikirimkan, Luthfi juga mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Ia menyebut sejumlah wilayah di Jawa Tengah memiliki potensi gerakan tanah tinggi. “Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi: Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menyiapkan rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang, terutama di wilayah-wilayah rawan.

Sementara itu, bantuan dari OPD dan BUMD Jawa Tengah tercatat mencapai Rp385,48 juta. Bantuan tersebut antara lain logistik dari Dinas Sosial senilai Rp239,35 juta, dua ton beras dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan senilai Rp11,91 juta dari Dinas Kesehatan.

Kontribusi lain datang melalui program Jateng Peduli Bencana, termasuk logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp15,5 juta, tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp45 juta, serta bantuan logistik dari BPBD Jateng senilai Rp46,72 juta.

Pemprov Jawa Tengah juga menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta untuk membantu perbaikan rumah warga yang tertimbun atau rusak berat.