Pakar Undip Tegaskan Tanggul Laut Solusi Efektif Atasi Banjir Rob Sayung

Pakar Undip sebut tanggul laut jadi solusi utama atasi banjir rob Sayung. Proyek Semarang-Demak ditarget rampung 2027, libatkan peran warga.

Jun 26, 2025 - 09:15
Pakar Undip Tegaskan Tanggul Laut Solusi Efektif Atasi Banjir Rob Sayung
Pakar Undip Tegaskan Tanggul Laut Solusi Efektif Atasi Banjir Rob Sayung

SEMARANG – Banjir rob yang melanda kawasan pesisir Sayung, Kabupaten Demak, masih menjadi persoalan serius hingga hari ini. Genangan air laut pasang yang masuk ke pemukiman warga bahkan meluber hingga jalan raya, dengan ketinggian air bisa mencapai 50 sentimeter, terutama pada malam hari.

Menurut Guru Besar Tata Kota Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Ing Wiwandari Handayani ST MT MPS, satu-satunya solusi paling efektif dan cepat untuk mengatasi banjir rob adalah pembangunan tanggul laut.

“Hanya tanggul laut yang mampu menahan air pasang yang semakin ekstrem, akibat dampak dari perubahan iklim global,” kata Prof Wiwandari.

Pemerintah pusat kini tengah mengakselerasi proyek tanggul laut yang terintegrasi dengan Jalan Tol Semarang-Demak. Pembangunan tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2027, dan diharapkan dapat meredam banjir rob secara signifikan di wilayah Pantura Jawa Tengah.

Meski demikian, Prof Wiwandari menegaskan bahwa masyarakat belum bisa langsung merasakan dampak dari pembangunan tersebut dalam waktu dekat.

“Proses konstruksi masih berjalan. Namun, pembangunan tanggul laut ini menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang penanganan rob,” lanjutnya.

Di luar pembangunan fisik, Wiwandari juga mendorong masyarakat untuk aktif menjaga lingkungan pesisir, misalnya melalui penanaman mangrove dan pengembangan sektor perikanan berkelanjutan.

Ia pun mengapresiasi program Mageri Segoro yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, berupa penanaman 1,5 juta pohon mangrove di lahan seluas 150 hektare sepanjang Pantura Jawa Tengah.

“Penanaman mangrove sangat penting untuk memulihkan ekosistem pesisir yang rusak akibat abrasi dan dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Wiwandari mengingatkan bahwa laju perubahan iklim dan pembangunan kawasan terus berlangsung. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat menjadi kunci dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Sembari menunggu rampungnya tanggul laut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai langkah penanganan sementara, seperti pemasangan pompa air di titik-titik genangan, pengerukan sungai yang dangkal, normalisasi saluran, hingga penyediaan layanan sosial bagi warga terdampak.

Layanan tersebut antara lain berupa Program Dokter Spesialis Keliling (Speling), Cek Kesehatan Gratis (CKG), bantuan sembako, serta alat tulis sekolah bagi anak-anak terdampak.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Khusairi, menjelaskan bahwa pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe–Sayung) sepanjang 10,634 km terintegrasi langsung dengan pembangunan tanggul laut atau giant sea wall.

Proyek senilai Rp10,9 triliun ini diestimasikan mampu mengeringkan area seluas 576 hektare. Selain tanggul laut, proyek ini juga melibatkan pembangunan Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan sebagai penampung air sebelum dialirkan ke laut atau daerah resapan.

Dengan kombinasi infrastruktur tanggul laut dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan banjir rob yang sudah terjadi sejak dekade 1990-an bisa ditangani secara berkelanjutan.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0