Rob Sayung Surut, Wagub Jateng Tegaskan Komitmen Penanganan Jangka Panjang

Wagub Jateng syukuri rob Sayung surut, namun tetap lanjutkan pembangunan hybrid sea wall dan antisipasi rob jangka panjang.

Rob Sayung Surut, Wagub Jateng Tegaskan Komitmen Penanganan Jangka Panjang
Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin)

KONTENSEMARANG.COM – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengungkapkan rasa syukurnya atas surutnya rob yang selama ini menggenangi wilayah Sayung, Demak. Namun, ia menegaskan bahwa upaya penanganan tidak berhenti sampai di situ. 

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap melanjutkan berbagai langkah antisipatif guna menghadapi potensi rob yang bisa kembali terjadi kapan saja.

“Alhamdulillah sekarang sudah kering, tapi bukan berarti kita berhenti. Rob pasti akan datang lagi, jadi kita tetap bekerja menyelesaikan ini,” ujarnya usai menghadiri penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Tahun 2025 di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, Kamis (31/7).

Menurut Gus Yasin, sapaan akrabnya, persoalan rob tidak bisa ditangani secara musiman. Dibutuhkan strategi menyeluruh dan berkelanjutan yang menyasar akar persoalan. 

Sejumlah program yang kini terus berjalan meliputi normalisasi sungai, pompanisasi, pemetaan lahan terdampak, hingga pembangunan folder dan tanggul laut (sea wall).

Strategi Jangka Panjang: Sea Wall dan Hybrid Sea Wall

Sebagai upaya jangka panjang, Pemprov Jateng mengembangkan konsep hybrid sea wall di wilayah pesisir Semarang-Demak. 

Model tanggul ini menggabungkan beton ringan dengan penanaman mangrove untuk menahan gelombang laut sekaligus menjaga ekosistem pesisir.

“Kenapa hybrid sea wall? Karena lebih murah dan pengerjaannya cepat. Ini akan menjadi pelengkap dari giant sea wall yang dibangun pemerintah pusat,” jelasnya.

Hybrid sea wall akan dibangun sepanjang 20 kilometer di pesisir utara Semarang hingga Demak. Proyek ini juga menjadi bagian dari jaringan tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang membentang dari Banten hingga Gresik. 

Bedanya, giant sea wall menggunakan beton keras, sementara hybrid mengusung pendekatan kombinatif dan ramah lingkungan.

Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi

Gus Yasin menyebut, pengembangan konsep hybrid sea wall turut melibatkan Universitas Diponegoro (Undip) sebagai pihak yang mengkaji teknis dan lokasi pembangunan. 

Lokasi pembangunan saat ini sudah ditentukan dan segera masuk tahap komunikasi dengan masyarakat.

“Kajian dari Undip sudah ada. Lokasinya baru saja kita temukan, dan setelah ini kami akan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Kalau semua siap, langsung kita kerjakan,” katanya.

Dalam keterangan sebelumnya, Wakil Gubernur optimistis proyek hybrid sea wall bisa dimulai pada akhir tahun 2025 dengan dukungan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp1,7 triliun. 

Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk pemerintah kabupaten/kota pesisir, agar program ini berjalan efektif dan merata.

“Penanganan rob tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga harus bergerak bersama. Semuanya harus terlibat,” tegasnya.

Sementara itu, untuk penanganan jangka pendek, Pemprov Jateng telah mengoperasikan 12 unit pompa guna mempercepat surutnya air di desa-desa terdampak seperti Sriwulan dan Timbulsloko, Sayung. Upaya ini terbukti efektif mengurangi genangan di kawasan tersebut.

“Kita sudah normalisasi, kita petakan wilayahnya, dan itu harus terus kita kuatkan agar rob tidak kembali datang di masa depan,” tutup Gus Yasin.