Mahasiswa USM Gelar Sosialisasi Cegah Kekerasan Anak di Semarang Timur

Mahasiswa USM gelar sosialisasi di Semarang cegah kekerasan anak, dorong peran orang tua dan lingkungan.

Mahasiswa USM Gelar Sosialisasi Cegah Kekerasan Anak di Semarang Timur
Mahasiswa USM Gelar Sosialisasi Cegah Kekerasan Anak di Semarang Timur

KONTENSEMARANG.COM Tingginya kasus kekerasan terhadap anak di Kota Semarang mendorong tujuh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) untuk melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat

Dengan tema “Bersama Cegah Kekerasan pada Anak: Menguatkan Peran Orang Tua dan Lingkungan”, kegiatan ini digelar di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, pada Sabtu (13/12/2025). 

Sosialisasi yang berlangsung di kediaman Ibu Chikmah, RT 03, diikuti oleh 19 ibu-ibu PKK RW 03. 

Menariknya, kegiatan ini berhasil menghadirkan warga yang biasanya jarang mengikuti pertemuan rutin PKK. 

Ini pencapaian luar biasa. Biasanya kami kesulitan mengumpulkan ibu-ibu, tapi kali ini banyak yang datang karena isu ini memang sangat penting bagi keluarga mereka,” ujar Ketua RW setempat

Dalam kegiatan ini, hadir Vivit Kartika SPsi MPsi, Dosen Psikologi Universitas Semarang, sebagai narasumber utama

Ia menjelaskan lima bentuk kekerasan pada anak, yaitu fisik, psikologis, seksual, eksploitasi, dan penelantaran

“Masih banyak orang tua yang percaya bahwa kekerasan adalah bagian dari cara mendidik anak. Padahal dampaknya sangat serius, mulai dari trauma psikologis hingga gangguan perilaku jangka panjang,” tegas Vivit Kartika. 

Selain itu, mahasiswa USM Aulia Salma Husnaa menyampaikan materiRumah yang Aman bagi Anak”, yang menekankan pentingnya keluarga sebagai ruang aman pertama bagi tumbuh kembang anak

Berdasarkan kajian kasus di Semarang, beberapa kecamatan, termasuk Semarang Timur, tercatat menyumbang angka kekerasan domestik yang berdampak pada masalah mental-emosional anak, seperti kecemasan, depresi, hingga penarikan diri sosial

Diskusi interaktif berjalan penuh antusiasme. Para ibu PKK aktif bertanya mengenai pola asuh yang tepat dan berbagi pengalaman pribadi

“Saya baru sadar ternyata bentuk kekerasan itu bukan cuma memukul. Cara bicara keras atau mengabaikan anak juga termasuk kekerasan. Kegiatan ini penting sekali untuk kami sebagai orang tua,” ungkap salah satu peserta

Peserta mengaku mendapatkan pemahaman baru mengenai bentuk kekerasan yang sering tidak disadari, serta pentingnya peran lingkungan dalam pencegahan

Kegiatan ini dibimbing oleh Dr Yuliyanto Budi Setiawan SSos M.Si, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Gender dan Minoritas. Tim mahasiswa berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke wilayah lain. 

“Anak adalah harta tak ternilai bagi keluarga dan aset bangsa. Pencegahan kekerasan membutuhkan kolaborasi semua pihak, baik orang tua, lingkungan, maupun masyarakat,” tutup Vivit Kartika. 

Kelurahan Rejomulyo dinilai memiliki potensi besar melalui struktur PKK, kegiatan kesehatan ibu dan anak, serta Forum Anak yang dapat dioptimalkan sebagai garda depan pencegahan kekerasan sekaligus penguatan kesehatan psikologis anak