Agustina Paparkan Enam Pilar Pendidikan untuk Wujudkan Semarang Kota Inklusif dan Berkualitas
Agustina paparkan enam pilar pendidikan untuk wujudkan Semarang sebagai kota inklusif dan berkualitas di ajang ISET 2025.

KONTENSEMARANG.COM – Wali Kota Semarang, Agustina, menegaskan pentingnya enam pilar penguatan pendidikan dalam upaya mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas di Kota Semarang. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Conference on Science, Education and Technology (ISET) yang digelar di Hotel Grasia, Sabtu (28/6/2025).
"Untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, kita perlu fokus pada enam pilar penguatan pendidikan," ujar Agustina.
Keenam pilar tersebut meliputi: pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar wajib untuk semua, keterampilan hidup untuk remaja dan dewasa, literasi untuk orang dewasa, kesetaraan gender dalam pendidikan, serta peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Agustina menjelaskan bahwa konsep enam pilar ini selaras dengan kerangka pendidikan global sejak tahun 2000.
Pada aspek pendidikan anak usia dini, Pemerintah Kota Semarang akan mendorong peningkatan kualitas guru PAUD melalui program pengakuan pembelajaran sebelumnya bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Selain itu, akan diberikan bantuan transportasi, tunjangan kesejahteraan, serta pelatihan kompetensi melalui komunitas belajar.
Untuk pendidikan dasar, Agustina menegaskan pentingnya menjamin akses pendidikan dasar bagi seluruh anak, baik di sekolah negeri maupun swasta.
Penanganan anak putus sekolah juga menjadi prioritas melalui dukungan program pendidikan berbasis komunitas seperti "Guru PAUD".
Ia juga menyoroti perlunya pelatihan keterampilan untuk remaja, terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya. Peran guru Bimbingan Konseling (BK) akan diperkuat untuk menggali potensi siswa serta mendorong kegiatan organisasi siswa dalam rangka pembentukan karakter.
"Setiap sekolah wajib memiliki program literasi dewasa serta hari khusus untuk pengembangan kapasitas guru. Komunitas belajar juga harus diadakan secara rutin," tambahnya.
Pilar kelima yang ditekankan Agustina adalah kesetaraan dalam pendidikan. Ia menginginkan agar seluruh sekolah menerima siswa berkebutuhan khusus dan menerapkan kurikulum yang adil dan ramah gender.
Contohnya, dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa perempuan untuk menjadi petugas upacara.
Pada pilar terakhir, ia menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan berbasis teknologi.
Program pelatihan seperti pembelajaran digital (deaf learning), coding, dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi bagian dari agenda prioritas dalam menghadapi tantangan pendidikan masa depan.
Agustina juga mendorong kolaborasi aktif antara pemerintah, lembaga pendidikan, pelatihan, universitas, dan mitra pembangunan daerah guna mengembangkan sistem pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan perkembangan zaman.
“Pendidikan yang berkualitas tidak boleh hanya menjadi wacana. Ini adalah fondasi utama untuk membentuk generasi yang unggul, berdaya saing, dan mampu memajukan Kota Semarang. Mari kita bergerak bersama menuju masa depan yang lebih adil dan cerah,” tegasnya.
Sebagai informasi, Pemkot Semarang telah menggulirkan sejumlah program unggulan untuk membangun generasi emas, di antaranya:
* Gerbang Harapan, program adopsi sosial antara anak asuh dan orangtua asuh dari keluarga rentan.
* Sekolah Swasta Gratis, sebagai langkah pemerataan akses pendidikan.
* Beasiswa Miskin dan Berprestasi, bagi siswa SD hingga mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang memiliki prestasi.
* Beasiswa Anak Petani dan Nelayan, bentuk dukungan kepada komunitas agraris dan pesisir.
* Pembebasan Ijazah Tertahan, untuk membantu siswa swasta yang mengalami kendala administrasi pasca kelulusan.
Dengan berbagai langkah ini, Kota Semarang berharap mampu menjadi kota yang unggul dalam sistem pendidikan dan menjadi rujukan nasional dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan berkeadilan.
What's Your Reaction?






