Pemprov Jateng Gandeng Swasta Tingkatkan Produktivitas Padi hingga 14 Ton per Hektare

Lomba panen padi 10 ton per hektare di Demak didukung Pemprov Jateng. Petani berhasil capai 14 ton per hektare, dorong swasembada pangan.

Pemprov Jateng Gandeng Swasta Tingkatkan Produktivitas Padi hingga 14 Ton per Hektare
Pemprov Jateng Gandeng Swasta Tingkatkan Produktivitas Padi hingga 14 Ton per Hektare

KONTENSEMARANG.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan dukungan penuh terhadap lomba panen padi 10 ton per hektare yang digelar di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.

Kegiatan ini diinisiasi oleh PT Saprotan Utama Nusantara sebagai upaya mendorong peningkatan produktivitas pertanian padi di daerah. 

Direktur Utama PT Saprotan Utama Nusantara, Markus Wibowo, menjelaskan bahwa lomba panen padi gabah kering panen (GKP) ini dirancang untuk memotivasi petani agar mampu menghasilkan panen lebih optimal.

Melalui pendampingan teknik budidaya, para petani didorong menerapkan metode tanam yang lebih efektif. 

Hasilnya cukup menggembirakan. Dari 105 peserta, tercatat tiga petani berhasil mencapai panen hingga 14 ton per hektare, sementara 35 petani lainnya mampu menghasilkan 10–13 ton per hektare. Artinya, sekitar 30 persen peserta berhasil menembus target panen di atas 10 ton per hektare. 

“Jika metode ini terus diterapkan pada musim tanam berikutnya, produktivitas padi di Demak bisa meningkat signifikan,” ujar Markus saat panen raya di Desa Tlogodowo, Rabu (15/10/2025). 

Ia menambahkan, dengan luas lahan pertanian padi di Demak yang mencapai 130 ribu hingga 150 ribu hektare, potensi daerah ini untuk menjadi lumbung pangan Jawa Tengah sangat besar apabila rata-rata hasil panen bisa mencapai 10 ton per hektare. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, turut menegaskan bahwa tantangan utama dalam mewujudkan swasembada pangan adalah alih fungsi lahan pertanian.

Oleh karena itu, diperlukan strategi bersama untuk meningkatkan produktivitas, mulai dari perbaikan infrastruktur pengairan, pemanfaatan teknologi pertanian, penerapan teknik tanam modern, hingga pengendalian hama. 

“Kolaborasi antara pemerintah provinsi, pusat, kabupaten/kota, serta sektor swasta menjadi kunci untuk menggenjot hasil produksi. Dengan teknologi pertanian, biaya produksi petani juga bisa ditekan,” ungkapnya.