DPRD Kota Semarang Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Akses Modal dan Digitalisasi
DPRD Kota Semarang dorong UMKM naik kelas dengan dukungan regulasi, akses modal, pelatihan, hingga pemasaran digital untuk tembus pasar global.

KONTENSEMARANG.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menegaskan komitmennya dalam mendorong perekonomian daerah melalui penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu “Liluk” Winarto, menyebut pihaknya akan terus mendukung pertumbuhan UMKM agar semakin eksis dan naik kelas.
Menurut Liluk, pemerintah daerah bersama DPRD harus hadir untuk menciptakan iklim usaha yang sehat. Salah satunya dengan memangkas regulasi yang dinilai menghambat perkembangan UMKM.
“Pertumbuhan usaha masyarakat harus terus bergeliat. Regulasi jangan sampai menjadi penghalang. Kami juga mendorong pendampingan dari Dewan Ekonomi Kreatif dan Dinas Koperasi dan UMKM agar hasilnya semakin nyata,” ujar Liluk.
Pentingnya Akses Modal untuk UMKM
Selain regulasi, Liluk menilai permodalan masih menjadi kendala klasik yang dihadapi pelaku UMKM. Oleh karena itu, pemerintah perlu memfasilitasi agar pelaku usaha kecil dapat lebih mudah mendapatkan akses bantuan modal dari stakeholder maupun perusahaan besar.
“Modal adalah faktor pengungkit. Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM bisa berkembang dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat,” tambahnya.
Digitalisasi Jadi Peluang Baru
Di era globalisasi, Liluk menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital. Menurutnya, pelaku UMKM kini bisa memperluas jaringan pemasaran tanpa harus memiliki lokasi strategis secara fisik.
“Kalau dulu orang sibuk mencari tempat usaha, sekarang dengan marketplace produk bisa dijual dari mana saja. Tinggal bagaimana pelaku UMKM lebih kreatif dan tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah,” jelasnya.
Dinas Koperasi dan UMKM: Fokus pada Pelatihan
Kabid Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Mohamad Waluyo Sujati, menyebut pihaknya rutin mengadakan pelatihan agar produk UMKM semakin berkualitas dan mampu menembus pasar lebih luas.
“Kami melatih pelaku UMKM dari level pemula hingga mahir. Mulai dari batik, kerajinan, hingga olahan pangan. Bahkan, ada 13 UMKM Semarang yang kini sudah berhasil menembus pasar internasional,” ujarnya.
Beberapa pelaku UMKM juga diarahkan untuk membuat produk turunan. Misalnya, penjual gorengan yang kemudian mampu menghasilkan olahan pangan lain seperti bandeng crispy, abon ayam, hingga produk dari ikan lele.
Peran Ekonomi Kreatif dalam Branding Produk
Sementara itu, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Semarang, Gunawan Permadi, menekankan pentingnya visualisasi produk di marketplace.
“Foto produk, deskripsi, hingga story yang menarik sangat menentukan minat pembeli. Visual adalah senjata utama di era digital,” jelasnya.
Gunawan menambahkan, tantangan UMKM adalah konsistensi dalam mengikuti tren. Sebab, pasar digital bergerak cepat dan tidak bisa hanya mengandalkan pelatihan singkat.
“Pelaku UMKM harus selalu adaptif agar produk mereka relevan dengan tren belanja masyarakat,” tegasnya.
Menuju UMKM Naik Kelas
Kolaborasi DPRD, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Komite Ekonomi Kreatif Kota Semarang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus menciptakan UMKM yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun global. Dengan dukungan regulasi yang ramah, akses permodalan, dan pemanfaatan digitalisasi, UMKM Semarang diyakini bisa terus berkembang dan naik kelas.
What's Your Reaction?






