Wagub Jateng Dukung Usulan Ijazah MDT Jadi Poin Kelulusan Sekolah
Wagub Jateng Taj Yasin dukung usulan ijazah MDT menjadi poin tambahan kelulusan sekolah dan dorong kabupaten/kota terapkan kebijakan serupa.
KONTENSEMARANG.COM – Harapan agar ijazah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) mendapatkan pengakuan dalam proses pendidikan formal kembali disuarakan para guru. Mereka berharap dokumen kelulusan dari MDT bisa menjadi nilai tambahan ketika peserta didik ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Ada anak yang memang memiliki kemampuan dan kompetensi yang lebih unggul pada hafalan Quran dibandingkan saat belajar pendidikan umum. Harapannya ijazah MDT ini bisa bermanfaat pada saat akan melanjutkan sekolah,” ujar perwakilan guru MDT, Jazirah, saat menghadiri kegiatan Peningkatan Kualitas Manajemen Madrasah Diniyah Takmiliyah Angkatan V Tahun 2025 di RM Loekito, Kabupaten Temanggung, Senin, 17 November 2025.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, yang hadir menanggapi aspirasi tersebut mengatakan bahwa sejumlah daerah sudah mulai menerapkan kebijakan serupa. Ia menyebut Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes sebagai tiga wilayah yang memberi tambahan poin dari ijazah Diniyah Takmiliyah dalam penilaian kelulusan. Nilai tambahan itu dapat digunakan saat mendaftar ke sekolah lanjutan.
Namun, ia juga menjelaskan bahwa kebijakan tersebut masih berada dalam kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah provinsi, kata dia, hanya mengatur pendidikan pada level SMA dan SMK.
“Aturan ini bisa dilaksanakan jika dimulai dari kabupaten, karena pemerintah provinsi mengatur regulasi tingkat pendidikan SMA dan SMK,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin itu menekankan bahwa peluang penambahan poin tersebut sebaiknya tidak hanya berlaku untuk peserta didik dari sekolah berbasis Islam. Ia berharap aturan serupa juga dapat diterapkan bagi lembaga pendidikan nonformal keagamaan dari agama-agama lainnya.
Komitmen ini sejalan dengan 11 program prioritas Ahmad Luthfi - Taj Yasin yang menekankan pemerataan pendidikan berkualitas, peningkatan kesejahteraan guru, serta dukungan beasiswa bagi siswa miskin, pendidik agama, santri, serta penghafal kitab suci untuk melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun luar negeri.
Pada kesempatan itu, Gus Yasin juga mengungkapkan bahwa Pemprov Jawa Tengah menyiapkan anggaran sekitar Rp300 miliar pada 2026 untuk insentif guru agama, naik dari alokasi tahun 2025 yang berjumlah Rp250 miliar. Insentif tersebut diberikan untuk seluruh pengajar agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu.
Ia menambahkan bahwa selama enam tahun terakhir, Pemprov Jateng konsisten memberikan dukungan anggaran bagi guru agama dan para penghafal kitab suci. Pada 2025, jumlah penerima insentif tercatat sebanyak 225.187 guru agama Islam, 4.430 guru Kristen, 475 guru Katolik, 180 guru Hindu, 545 guru Buddha, dan 13 guru agama Khonghucu.
kontensemarang