Wali Kota Agustina Kukuhkan 27 Anggota Paskibraka Kota Semarang 2025
Wali Kota Semarang Agustina kukuhkan 27 anggota Paskibraka 2025, ajak generasi muda cintai produk lokal demi kedaulatan bangsa.

KONTENSEMARANG.COM – Sebanyak 27 putra-putri terbaik Kota Semarang resmi dikukuhkan sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Kota Semarang Tahun 2025.
Pengukuhan dilakukan langsung oleh Wali Kota Semarang, Agustina, di ruang Loka Krida Balaikota Semarang, Kamis (14/8).
Momen sakral ini menjadi puncak dari proses seleksi dan pelatihan intensif yang telah dijalani para anggota Paskibraka. Dalam sambutannya, Agustina menyebut pengukuhan ini bukan sekadar seremoni, melainkan peneguhan tanggung jawab besar bagi para peserta.
“Kalian adalah 27 putra-putri terbaik Kota Semarang yang telah melalui proses seleksi dan latihan dengan penuh semangat. Hari ini kalian berdiri tegak sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa nilai-nilai kerja sama, keteguhan hati, dan komitmen yang dipelajari selama pelatihan harus menjadi bekal untuk bertugas dan menjalani kehidupan.
Tugas Paskibraka pada upacara 17 Agustus nanti, lanjutnya, bukan hanya mengibarkan bendera Merah Putih, tetapi juga menyalurkan semangat para pahlawan kepada seluruh masyarakat.
“Ketika bendera berkibar di langit, biarkan semangat para pahlawan mengalir ke dada kalian. Jadikan momen itu bukti kecintaan kalian pada tanah air,” pesannya.
Agustina turut menyampaikan apresiasi kepada para orang tua, guru, pelatih, dan pembina yang telah mendukung kesuksesan Paskibraka tahun ini.
Ia juga merefleksikan arti kemerdekaan di usia ke-80 Republik Indonesia, dengan menyoroti bentuk penjajahan masa kini yang datang melalui sistem ekonomi global.
“Anak-anak sekarang tantangannya lebih besar. Penjajahan bisa terjadi lewat sistem ekonomi yang tidak kasat mata,” ujarnya.
Untuk menghadapinya, Agustina mendorong generasi muda agar mencintai dan menggunakan produk lokal. Ia mencontohkan masalah ketergantungan terhadap benih bayam dan padi dari luar yang dapat mengancam kedaulatan pangan.
“Inilah yang harus ditanamkan kepada anak-anak sekarang: cintai produk lokal. Kemandirian pangan adalah benteng untuk melawan penjajahan ekonomi,” tegasnya.
Agustina berharap anggota Paskibraka tidak hanya menjadi pengibar Sang Saka Merah Putih, tetapi juga pembawa semangat nasionalisme.
Ia bahkan mengajak anak-anak muda untuk belajar membuat benih padi secara alami, seperti yang dilakukan nenek moyang, agar bangsa tidak lagi bergantung pada benih pabrikan.
“Mari secara perlahan melepaskan diri dari ketergantungan benih. Itulah nasionalisme menurut saya,” tutupnya.