Wali Kota Semarang Tambah Tenaga Kesehatan untuk Warga Terdampak Banjir

Wali Kota Semarang kerahkan tenaga kesehatan tambahan untuk bantu warga terdampak banjir di Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.

Wali Kota Semarang Tambah Tenaga Kesehatan untuk Warga Terdampak Banjir
Wali Kota Semarang kerahkan tenaga kesehatan tambahan untuk bantu warga terdampak banjir di Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.

KONTENSEMARANG.COM – Banjir yang belum juga surut di sejumlah wilayah Kota Semarang, khususnya Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari, kini memasuki pekan kedua. Kondisi ini membuat relawan serta tenaga kesehatan yang bertugas mulai mengalami kelelahan. 

Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menginstruksikan penambahan tenaga kesehatan dari Puskesmas yang tidak terdampak banjir.

Langkah ini diambil agar pelayanan kesehatan bagi warga tetap berjalan, sekaligus memberi kesempatan bagi relawan dan petugas medis yang sudah bertugas sejak awal untuk beristirahat. 

“Saya minta tenaga kesehatan dari Puskesmas yang aman dari banjir untuk membantu warga di wilayah yang masih tergenang,” ujar Agustina, Jumat (31/10). 

Menurutnya, banyak relawan dan petugas kesehatan yang mulai jatuh sakit akibat kelelahan.

“Ini wajar, secara psikologis dan fisik pasti ada batasnya. Karena itu, mereka perlu digantikan sementara agar bisa pulih,” tambahnya. 

Sementara itu, data BPBD Kota Semarang mencatat ketinggian banjir masih bervariasi. Di kawasan Terboyo Wetan dan sekitar Jalan Kaligawe, genangan air mencapai 60 sentimeter.

Kondisi serupa juga terjadi di sekitar RSI Sultan Agung. Sedangkan di Kelurahan Trimulyo, ketinggian air berkisar 40–60 sentimeter, sehingga akses warga masih harus menggunakan perahu karet. 

Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menyalurkan bantuan logistik, termasuk makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya bagi warga terdampak maupun yang masih mengungsi.

“Yang penting kebutuhan pokok warga bisa terpenuhi,” tegas Agustina. 

Di sisi lain, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono, memastikan operasi modifikasi cuaca (OMC) masih berlangsung untuk menekan curah hujan. Hingga kini, sudah dilakukan tiga sortie penyemaian awan. 

“OMC bukan berarti gagal, karena hasilnya sangat dipengaruhi kondisi atmosfer. Ini tetap menjadi salah satu upaya untuk mengurangi potensi hujan deras di Semarang,” jelas Endro. 

Ia menambahkan, seluruh elemen pemerintah, baik kota, provinsi, maupun pusat, kini fokus menangani banjir di kawasan terdampak.

“Kami semua bekerja penuh agar kondisi bisa segera pulih,” ujarnya.