DPRD Jateng dan Gubernur Komit Bersama Tekan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen
Pidato Presiden Prabowo memicu Jateng tingkatkan kolaborasi atasi kemiskinan ekstrem dan swasembada pangan demi kesejahteraan rakyat.

KONTENSEMARANG.COM – Pidato kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD RI menjadi suntikan semangat bagi Jawa Tengah.
Optimisme Presiden mengenai swasembada pangan dan target kemiskinan ekstrem nol persen disambut serius oleh Gubernur Ahmad Luthfi bersama DPRD Jawa Tengah.
Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mengatakan, pesan yang disampaikan Presiden memberikan dorongan moral bagi daerah untuk bekerja lebih keras.
“Pidato Presiden otomatis memberi motivasi kepada daerah agar lebih fokus membangun. Salah satunya tantangan besar yakni menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen,” ujarnya usai mengikuti sidang secara daring di Ruang Rapat Paripurna DPRD Jateng, Jumat (15/8).
Menurut Sumanto, upaya menekan angka kemiskinan tidak bisa ditunda. Hal itu harus menjadi gerakan bersama, baik pemerintah daerah, DPRD, ASN, pelaku usaha, hingga masyarakat.
“Mereka yang miskin adalah warga negara Indonesia. Kita punya tanggung jawab untuk membuat kehidupannya lebih layak,” tambahnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan membutuhkan kerja kolaboratif lintas sektor.
“Kita bukan superman, bukan one man show, tapi super team. Semua harus bergerak bersama,” katanya didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen dan Sekda Sumarno.
Ia menyebutkan bahwa indikator kemiskinan harus ditangani secara menyeluruh, mulai dari pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, hingga bantuan sosial yang tepat sasaran.
Evaluasi akan dilakukan setiap triwulan untuk memastikan progres penurunan angka kemiskinan.
Data terbaru menunjukkan angka kemiskinan di Jawa Tengah sudah turun dari 9,58% menjadi 9,48%.
Program “graduasi miskin ekstrem” juga mulai dilakukan, salah satunya di Kabupaten Brebes, di mana masyarakat yang sudah mandiri dinyatakan lulus dari kategori penerima bantuan sosial.
Selain itu, sektor ketenagakerjaan juga menjadi perhatian. Ahmad Luthfi menilai banyak lapangan kerja tersedia, namun daya serap SDM masih rendah. Oleh karena itu, Pemprov Jateng memperbanyak sekolah vokasi dan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK).
“BLK harus berorientasi hasil. Setelah belajar, mereka harus langsung tersalurkan ke dunia kerja,” tegasnya.
Pidato Presiden Prabowo soal swasembada pangan juga menjadi fokus Jateng. Pemerintah provinsi menargetkan infrastruktur pertanian rampung tahun 2025, sehingga pada 2026 program swasembada pangan dapat dipacu. Kontribusi Jawa Tengah selama ini termasuk yang terbesar terhadap ketersediaan pangan nasional.
Untuk menekan fluktuasi harga bahan pokok, Jateng telah menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar bersama BUMD dan Bulog.
“Kami juga bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk pengawasan distribusi. Bila ada praktik curang seperti beras oplos, akan ditindak tegas,” ujar Ahmad Luthfi.
Dengan semangat kolaborasi yang sejalan dengan pidato Presiden, Jawa Tengah optimistis dapat menjawab tantangan besar: menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.