Nama YB Mangunwijaya Diabadikan Jadi Jalan Menuju TPA Jatibarang, Wujud Penghormatan dari Pemkot Semarang
Pemkot Semarang resmikan Jalan YB Mangunwijaya menuju TPA Jatibarang sebagai penghormatan atas perjuangan Romo Mangun membela rakyat kecil.

KONTENSEMARANG.COM – Semangat kemanusiaan dan kepedulian Romo YB Mangunwijaya kini hadir dalam wajah baru Kota Semarang. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, meresmikan penamaan Jalan YB Mangunwijaya yang menjadi akses menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Senin (8/9).
Penetapan nama jalan ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga pengingat agar kawasan yang identik dengan sampah dapat tumbuh sebagai ruang harapan.
Agustina menegaskan, pemberian nama ini tidak sekadar mengenang jasa seorang tokoh humanis, melainkan pesan moral agar semangat Romo Mangun menginspirasi pengelolaan kawasan yang kerap dipandang sebelah mata.
“Ini adalah upaya kecil Pemerintah Kota Semarang memberikan penghargaan kepada Romo Mangun, sekaligus ajakan untuk menyalakan harapan dari tempat yang dianggap kumuh,” jelasnya.
Ia menilai, lokasi jalan di sekitar TPA Jatibarang sejalan dengan pilihan hidup Romo Mangun yang selalu berdiri bersama masyarakat kecil, termasuk saat mendampingi warga bantaran Kali Code di Yogyakarta.
“Kalau beliau masih hidup, tentu akan memilih berdiri di sini, di sisi yang tersisih, untuk menyalakan semangat,” tambah Agustina.
Wali Kota berharap penamaan jalan ini juga menjadi dorongan dalam mewujudkan TPA Jatibarang yang lebih berkelanjutan. Pemkot tengah menyiapkan tender internasional untuk mengembangkan pengelolaan berbasis ekonomi sirkular, sanitary landfill, hingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
“Harapannya, kawasan TPA Jatibarang tidak hanya menjadi tempat pembuangan, tetapi ruang yang bermakna, berkelanjutan, dan mendukung ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo FX Sugiyana, Pr., yang hadir mewakili Uskup Agung Mgr Robertus Rubiyatmoko, menyampaikan apresiasi atas penghargaan ini.
“Ini bukan sekadar penamaan jalan, tapi pesan yang sangat mendalam. Bahkan mungkin jika berada di kawasan elit, Romo Mangun tidak kerasan. Tapi di TPA, di sisi masyarakat kecil, justru di situlah beliau merasa sejalan dengan spirit hidupnya,” ungkapnya.
Sugiyana berharap nama Jalan YB Mangunwijaya tidak hanya menjadi tanda lokasi, tetapi juga menghidupkan kembali semangat perjuangan sang tokoh yang selalu berpihak pada rakyat kecil dan peduli lingkungan. “Semoga semangat juang Romo Mangun terus menginspirasi warga Semarang,” pungkasnya.
Sebagai catatan, Romo YB Mangunwijaya lahir di Ambarawa dan dikenal sebagai rohaniawan, arsitek, sastrawan, sekaligus pejuang kemanusiaan. Ia meraih penghargaan internasional seperti SEA Write Award (1986) dan Aga Khan Award for Architecture (1992) atas keberhasilannya menata Kampung Kali Code, Yogyakarta. Romo Mangun juga dikenal konsisten membela masyarakat kecil, termasuk saat pembangunan proyek Waduk Kedungombo pada era 1980-an.
What's Your Reaction?






