Resmi Terbentuk, PBPI Jateng Fokus Pembinaan Atlet Lewat Turnamen Padel

PBPI Jateng resmi dilantik dan siap gelar turnamen padel Piala Gubernur akhir 2025 untuk menjaring bibit atlet dan memperkuat pembinaan.

Resmi Terbentuk, PBPI Jateng Fokus Pembinaan Atlet Lewat Turnamen Padel
Resmi Terbentuk, PBPI Jateng Fokus Pembinaan Atlet Lewat Turnamen Padel

KONTENSEMARANG.COM – Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) Jawa Tengah resmi dilantik untuk periode 2025–2029 dan langsung tancap gas dengan agenda besar.

Organisasi yang dipimpin Arganto Wibowo Pangarso ini berencana menggelar turnamen padel perdana berbentuk series pada akhir tahun 2025, atau paling lambat awal 2026. 

Turnamen tersebut akan memperebutkan Piala Gubernur Jawa Tengah dengan komposisi peserta 70 persen atlet asal Jateng dan 30 persen dari luar daerah. Arganto menegaskan, ajang ini menjadi langkah awal untuk menjaring bibit unggul sekaligus memperkenalkan olahraga padel ke masyarakat luas.

“Meski kepengurusan baru terbentuk, kami ingin segera menghadirkan turnamen yang bisa menjadi wadah pembinaan atlet. Momentum ini penting untuk menumbuhkan semangat baru olahraga padel di Jawa Tengah,” ujarnya usai pelantikan, Rabu (1/10/2025).

Arganto menambahkan, kepengurusan PBPI Jateng saat ini cukup solid, namun tetap membutuhkan dukungan pemerintah agar pembentukan pengurus di tingkat kabupaten/kota bisa lebih cepat.

Ia menyebut sejumlah daerah sudah memiliki atau tengah membangun lapangan padel, seperti Semarang, Kendal, Kudus, Pekalongan, Tegal, Magelang, Banyumas, Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar.

“Artinya, padel tidak hanya diminati di kota besar, tetapi juga mulai berkembang di berbagai daerah,” tegasnya.

PBPI Jateng juga berkomitmen membangun kolaborasi berkelanjutan dengan konsep pentahelix, melibatkan pemerintah, swasta, komunitas, dan akademisi.

Dengan pola kerja sama ini, diharapkan olahraga padel bisa menjangkau hingga ke tingkat akar rumput.

Sementara itu, Ketua Umum PBPI Pusat, Galih Dimuntur Kartasasmita, menilai perkembangan padel di Indonesia sangat pesat meski baru diperkenalkan beberapa tahun terakhir. Ia mengingatkan agar pengembangan olahraga ini tidak hanya fokus pada industri, tetapi juga prestasi.

“Di Swedia, dalam tiga tahun dibangun 3.000 lapangan padel, namun 30–40 persen tutup karena hanya berupa court tanpa fasilitas sosial. Indonesia berbeda, karena pusat olahraga di sini biasanya dilengkapi area rekreasi, sehingga dampak sosialnya lebih kuat,” jelas Galih yang juga anggota DPR RI.

Untuk mendukung pembinaan, PBPI akan mendatangkan sertifikator dari Federasi Internasional Padel (FIP) dalam dua bulan ke depan.

Setiap pengurus provinsi diwajibkan mengirim minimal dua calon pelatih agar bisa mengikuti pelatihan resmi. Selain itu, seluruh pengurus provinsi juga diminta segera menyusun program pembinaan usia dini melalui turnamen atau kompetisi series. 

“Jawa Tengah punya potensi besar karena dikenal sebagai gudangnya atlet. Dengan program yang tepat dan infrastruktur yang memadai, bibit unggul akan mudah ditemukan,” pungkas Galih.